Baru-baru ini
saya mengenal seorang pemuda yang benar-benar muda namun memiliki pemikiran
yang lebih dewasa dari saya. Ini serius !
Umurnya baru
beranjak 19 tahun namun pemikirannya melebihi anak umur 21 tahun. Berani dan
penuh keyakinan, itu yang dapat saya ambil kesimpulan dari sedikit pembicaraan
yang kami lakukan akhir-akhir ini. Pemuda baru lulus SMK yang sudah berani mengambil keputusan
terbesar dalam hidupnya saat ini menurut saya. Jempol saya berikan dengan cuma-cuma
walaupun pemikiran kita sebenarnya benar-benar berbeda.
Awal kali saya
tertarik pada sikap ini anak adalah ketika kami mengikuti kegiatan bersama dan mendengar
jawaban dari ini anak yang benar-benar berbeda dengan kami yang mayoritas
adalah mahasiswa ataupun guru. Kalau tidak salah begini pembicaraan yang
terjadi saat itu :
Mr. X : Kamu dari mana?
Pemuda X : SMK 7 pak, baru saja lulus.
Mr. X : Terus sekarang
melanjutkan atau ? udah ikut tes?
Pemuda X : buka usaha sendiri pak, dengan bekal
ilmu dari SMK saya.
Jujur waktu itu saya langsung
menoleh ke pemuda didekat saya yang tadinya saya cuek dan tidak peduli itu
siapa. Dalam hati saya, ini anak beda !
Hari-hari berikutnya
ini pemuda mulai mengajak saya berbincang dan sharing tentang permasalahan yang
dialami ketika kegiatan tersebut. Dari perbincangan kita ternyata ini anak
bener-bener masih anak kecil sebenarnya, tapi langkah yang diambil bukan
langkah biasa yang bisa diambil oleh anak kecil. Mengingatkan ke teman saya
yang juga berani mengambil keputusan diatas keputusan awal yang telah
diambilnya. Namun ini sedikit berbeda karena kefokusannya, pemuda atau anak
kecil yang sudah seperti adik saya yang selalu tanya : “mbak ini gimana? mbak aku salah
apanya ya? Mbak kok punyaku nggak jadi ya?” dan ketika berhasil
langsung bilang “Yes mbak aku jadi, aku berhasil, mbak aku bisa”.
Bener-bener anak kecil yang bisa
membuat saya berasa menjadi kakaknya. Cukup menyenangkan sepertinya punya adik
yang bawel dan punya antusias seperti ini.
Setelah kami sering ngobrol, yang
dapat saya ambil kesimpulannya adalah bahwa ini anak kecil punya penuh
keyakinan dan kepercayaan terhadap dirinya sendiri.
Sedikit pembicaraan kami
waktu itu yang masih mengena di hati saya :
Saya : “Dek kenapa kamu milih buka usaha sendiri
dibandingin kuliah?”
(sehari sebelumnya ini anak kecil cerita kalau modal usahanya itu
sebenarnya adalah uang yang diberikan orang tuanya untuk kuliah)
Adek Kecil : “bukan aku
nggak mau kuliah mbak, tapi ini waktu yang tepat untuk aku buka usaha ini
karena ilmu dari sekolah aku masih melekat, kalau udah kuliah pasti bakalan
nggak konsen ke usaha, kuliah kan banyak tugasnya mbak”
Saya : “Berarti
kamu nggak yakin saya diri kamu sendiri dong dek, kamu kan bisa kuliah sambil
buka usaha, temen mbak ada yang gitu juga loh, ya walaupun sepertinya temen
mbak itu tetep lebih condong ke usahanya. Tapi pendidikan kan juga penting buat
kamu dan masa depan kamu.”
Adek Kecil : “Aku
percaya makanya Aku berani buka usaha ini, kaya’e mbak kurang suka
berwirausaha ya? “.
Saya : “ya
bukanya gitu, malah mbak pengennya dapet orang yang pinter berwirausaha, tapi
tetep mentingin pendidikan juga dek, hehe”
Adek Kecil : “Wah
mbaknya lucu, mbak itu pemikirannya beda dari pemikiran wirausaha tapi loh,
malah kaya orang-orang yang ……..”
Saya & Adek Kecil :
@#$$%%^^&&**&^$# (skip ya masih panjang soalnya)
PERCAYA & YAKIN, iya percaya ! iya yakin ! percakapan kali ini
dapat saya ambil kesimpulan dengan kata PERCAYA dan YAKIN.
Ini anak bisa membuka sedikit
pemikiran saya, iya kita memang beda pemikirannya tapi kita nyambung bercerita
karena saling berbagi pemikiran berbeda tersebut.
Hari berikutnya saya iseng-iseng
tanya-tanya lagi sama ini anak kecil : langsung ke inti saja ya
Saya : “Dek, gimana usahanya? Sudah menghasilkan
belum? Kendalanya apa dek?”
Adek Kecil : “Alhamdulillah
mbak, hasil mah belum banyak tapi
bersyukur lah mba, saya sudah punya tempat sendiri sekarang, Sewa Ruko mbak (bicara dengan percaya
diri dan sedikit nada menyombongkan namun tetap bercanda)”
Saya : (dalam
hati) “Bener-bener anak kecil hhe, padahal baru sebulan buka usaha sudah berani
sewa ruko”
Adek Kecil : “yang ada itu bukan kendala mbak,
(diam)”
Saya : “(memotong
pembicaraan) tapi bagaimana kita menyikapinya dan menganggapnya apakah itu
kendala atau bukan? Gitu nggak dek?” (nggak boleh kalah dong sama anak kecil)
:D
Adek Kecil : “nah itu yang mau saya bilang tadi
mbak” (hahaha ketauan boongnya)
Saya : “Terus
kuliahnya mau dimulai kapan dek?” (entah karena apa saya ingin memotivasi ini
anak agar tetep mementingkan pendidikannya disamping usahanya, ini anak hampir mirip
dengan teman saya)
Adek Kecil : “Kalau
mbak nyemangatin terus buat kuliah kaya gini pasti taon depan aku janji ambil
kuliah wis mbak :D” (nada anak kecil yang terdengar geli)
Saya : “Beneran loh, boleh sukses usaha tapi sukses
kuliahnya juga dong !”
Adek Kecil : “Ketika mbak yakin dengan aku yang dapat
melalui keduanya secara bersamaan maka aku bakalan lebih yakin dengan diri aku
sendiri mbak, aku butuh orang dengan pemikiran berbeda kaya mbak”
Saya : “(diam,
namun sebenarnya malu sama ini anak, bahkan saya belum bisa sepercaya itu
dengan diri saya sendiri, pikiran saya masih terlalu berbeda dengan
mereka-mereka, saya selalu punya pemikiran sendiri)”
>>skip
--- Adek kecil yang suka
berwirausaha, saat ini tidak terlalu mementingkan pendidikannya, hidup dengan
pemikirannya sendiri, namun berhasil untuk anak seumurannya ! ---
Tapi pendidikan itu juga penting
adek kecil :)
Sebenarnya masih ada percakapan
lagi yang terjadi tadi siang,percakapan tadi benar-benar menginspirasi bagi
kalian yang masih takut berwirausaha. Buat
yang sudah berani mengambil langkah usaha maka berbahagialah karena pemikiran
kalian satu langkah lebih dibanding orang yang mengandalkan usaha orang lain.
Tapi bersambung dulu ya :)
Komentar
Posting Komentar